Selasa, 23 Juni 2015

Aktivis, Pengabdian, dan Inspiratif


BERBICARA tentang kampus maka objek sasaran kita adalah seorang mahasiswa. Ya, mahasiswa adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Status sebagai mahasiswa menjadi sebuah pemisah tersendiri di dalam masyarakat. Orang akan menganggap bahwa mahasiswa adalah kaum intelektual yang tahu akan segala hal. Padahal apa yang dipelajari di kampus hanya segelintir ilmu yang kemudian diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Maka, tak heran ada mahasiswa yang ketika diminta untuk mengatasi masalah tertentu ternyata dia tidak mampu untuk menyelesaikannya.

Jika dikerucutkan, maka kita dapat membedakan mahasiswa menjadi tiga golongan. Pertama, golongan mahasiswa yang sangat aktif atau sering disebut aktivis. Kedua, golongan mahasiswa yang istilahnya study oriented atau akademisi. Dan ketiga, golongan yang terakhir adalah mahasiswa hedonis/apatis. Dari ketiga golongan mahasiswa ini, ciri dan karakteristik yang melekat berbeda-beda. Namun, tulisan ini akan lebih memfokuskan pembahasan pada golongan mahasiswa yang pertama yaitu aktivis. Ada beberapa yang menjadi pertimbangan penulis mengambil pembahasan tentang aktivis. Pertama, dunia aktivis mempunyai daya tarik tersendiri karena mereka adalah orang-orang yang sangat gila terhadap organisasi. Kedua, banyak orang yang menilai bahwa potret manusia yang ideal ditunjukkan oleh para aktivis.


Pengabdian penuh keikhlasan
 
Pembicaraan tentang aktivis memang sangat menarik, terutama aktivis mahasiswa. Mungkin kita pernah mendengar perkataan seperti ini “Perubahan yang terjadi pada bangsa ini, yaitu reformasi, merupakan hasil perlawanan dari aktivis mahasiswa.”

Saat kita mencoba mendefinisikan makna aktivis, maka setiap orang mempunyai subjektivitas dalam mendefinisikannya. Banyak orang menilai bahwa seorang aktivis adalah orang yang sangat aktif di banyak organisasi. Di sisi lain juga, banyak orang yang mendefinisikan aktivis sebagai mereka yang sering melakukan demonstrasi, mengkritik dan menghujat pemerintah.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi Aktivis adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya. Dari definisi di atas kita bisa menjabarkan lebih lanjut bahwa aktivis adalah sang pelopor dan sang penggerak berbagai hal untuk kepentingan organisasinya atau masyarakat. Jadi aktivis bukan saja mereka yang aktif di satu organisasi, namun juga mereka yang mampu menjadi pelopor dan penggerak suatu perubahan.

Aktivis adalah orang yang sangat loyal kepada organisasi yang mereka ikuti. Hal ini terbukti dari keikhlasan mereka untuk mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam mewujudkan cita-cita bersama. Sehingga, tidak sedikit dari mereka yang merelakan waktu kuliah demi memastikan bahwa organisasi yang diikutinya berjalan dengan baik.

Hal lain yang tidak lepas dari aktivis adalah sebuah pengabdian terhadap bangsa dan negaranya. Mereka berjuang mati-matian di sebuah lembaga bukan untuk mencari kedudukan ataupun pujian. Namun mereka melakukan itu sebagai wujud pengabdian kepada bangsa dan negara. Maka tidak heran, kita dapat melihat semangat mereka yang tidak kenal lelah untuk menyelesaikan permasalahan bangsa ini. Para aktivis ini yakin, apa yang mereka perjuangkan di lembaga akan memberikan perubahan dan bisa menjadi inspirasi orang-orang di sekitarnya.


Mereka hadir untuk menginspirasi
 
Tak heran banyak orang menggambarkan sosok mahasiswa berkarakter dan mempunyai idealisme tinggi sebagai aktivis mahasiswa. Bukan suatu yang berlebihan karena memang mereka adalah orang yang mempunyai ketulusan hati untuk mengabdi, dedikasi yang tinggi, dan mampu menjadi sang pelopor perubahan.

Orang-orang yang berada di sekelilingnya akan terasa terpantik semangatnya untuk berkontribusi menyelesaikan permasalahan yang ada. Mereka akan senantiasa optimistis meskipun lingkungannya di sekitarnya membentenginya. Ibaratnya, para aktivis adalah nyala api yang tidak pernah padam. Dan mereka lebih memilih menjadi lilin yang hidup di antara lilin yang mati. Karena mereka ada dan hadir untuk menginspirasi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar